Friday, January 31, 2014

tentang feri ini

tentang feri ini
ia nostalgia lama
tentang ikatan silaturahmi keluarga
saya di kelang dan mak tuo di parit serong
tanjung karang
saling berkunjung barang sebulan
dan feri inilah
jalan perhubungan

tahun itu kira-kira hujung tahun 60-an
kerana saya pun masih kecil trang-tang-tang
di buritan kami sekeluarga berpapasan
kenderaan di depan
saya lihat emak pun mengulung kreteknya
lalu menghisapnya

inilah sungai kuala selangor yang lebar
airnya tidaklah bergelombang tapi menyimpan kenangan
sungai ini ratusan tahun menjadi laluan dagang
juga kuala untuk memulakan serangan
dari bangsa serumpun juga bangsa penjajah
yang berulang sejarah jarah menjarah

kini ia menjadi kenangan
peristiwa lama yang tak akan berulang
kepada anak-anak zaman modenisasi
kau dengarlah riwayat sungai yang derita
juga ibu-bapa yang telah mengadun tawarikh
menjadi lagenda


1 rabiulakhir 1435/ 1 februari 2014

MIMPI DALAM SECANGKIR KOPI

MIMPI DALAM SECANGKIR KOPI

ini bukan jepretan kamera
ini lukisan luka manusia
yang kembiri dadanya dengan ilusi
kini melata menjadi sebuah domba

masa menyeluruh mengisi ruang keruh
adoh pun gemuruh dalam kisi-kisi waktu
apa yang kaulihat dalam bening pagi
serupa mimpi dalam secangkir kopi

setelah kaucicipi lantas pergi
apa lagi dalam benak yang selalu meronta


29 rabiulawal 1435/ 31 januari 2014

kering

KERING

kering     k        kering
kerin       e         ering               
keri         r           ring                 
ker          i            ing                    
ke           n            ng                        
k             g             g
k             g             g
ke            n           ng
ker           i           ing
keri          r          ring
kerin        e        ering
kering      k       kering

29 rabiulawal 1435/ 31 januari 2014







Thursday, January 30, 2014

di paruh camar

di paruh camar

adakah tuan mendengar suara laut di paruh camar
khabar rindu menderu dari selatan...

rindu...
kilauan mentari di mata ikan
menyambar sejenak ke mataku
pada lukisan awan-awan dan kilas-kilas ikan di kali
kubaca lemas cinta di riwayat lalu
rehlah
uda dan dara layla dan majnun romeo dan juliet
yang dikafan rindu
bertahun-tahun terkubur di dalam buku - akankah sentiasa hidup di qalbu...

wajah di dinding bisu
bertamu matamu dan mataku
sepasang ikan di kali berenang-renang
lukisan awan-awan berarak-arakan
perlahan-lahan membuka pintu tajalli
mengenalkan pada erti - pelukan kuat Kudrat
membuka seluas-luas lapangan cinta
taman segala rahasia
yang ada di dalam darah kita

degup adalah perkataan paling hidup di jantung kita...


31012014
saujana permai

menerpa angin malam

MENERPA ANGIN MALAM ( buat rosmiaty )

ini lelaki dalam busa kata
menebar aksara seluas mega jingga
menyusur lembah-lembah nestapa
dan kolam-kolam yang kering airnya

seperti angin kering yang menebarkan jaring
tangan tergapai dan suara terjuring
setimpas air hujan
dan selokan-selokan yang basah
tempat larian anak-anak angsa

ini lelaki yang payah memaknakan
matahari yang terbelah dua
dan bintang yang terjuring kerlip cahaya
sosok yang semakin mengiring
pandangan yang semakin samar
lambaian yang tak pernah kenal erti kalah
sering terbatas arah

seperti rinai kabut yang hilang
sewarna dan sebayang dengan kehibaan

28 rabiulawal 1435/ 30 januari 2014

Monday, January 27, 2014

APA DI HATI MALIM

APA DI HATI MALIM

air sungai membedal sisir landai
aku menelinga
pak malim rakus bercerita
tentang zaman kanak-kanaknya
umur ayah dan ibunya
dan umurnya juga

disentuh juga tentang malang sahabat
kenapa ya hidupnya kelihatan melarat
bukankah dahulunya dia bergelar
memang pernah dilihatnya mewah
royalti buku dari segudang gedung ilmu

tentang petualangan ke benua-benua jauh
tentang malim nawar kampung halamannya
tentang dua isterinya di kuala lumpur
kampung karyawan malim yang direncana
pada umur yang dikira telah senja

azam besarnya 12 karya bakal terbit
pada tahun kuda yang menjingkrak senget
dalam bisikan melodi ' benarkan laut itu biru '
dari mersik telepon genggamnya yang mendayu

apa di hati malim sebenarnya
membilang waktu dan menunggu seru
apakah memang benar kanser itu akan meragut usiamu
kerana kanser sebenarnya milik manusia
cuma bagaimana kita mengendalikan keaktifannya

apa di hati malim
ketika dengan sewenangnya menjejak masa silamnya



persisir sayong kuala kangsar
23 rabiulawal 1435/ 25 januari 2014

TEMBANG MALAM MINGGU

TEMBANG MALAM MINGGU

 
bulan senget
meja gelas anggur
bertumpukkan najis setan
manusia di sekelilingnya
mengonggong keanjingan

bintang berkerlip
mata menyepet
kemudian bangkit
lalu berjoget

manusiakah kalian
kulihat seakan hewan
jalan berlenggang
mulut berbusa
edan juga bernama manusia

tembang malam minggu
menjadi under cover
jakarta, kuala lumpur, bangkok, manila
sama saja


24 rabiulawal 1435/ 26 januari 2014

JUMAAT INI

JUMAAT INI

jumaat ini kukembangkan
menjadi sebuah alegori
sebuah puisi yang menyirami
sedih di hati

jumaat ini kubentangkan
kasur empok di tengah dingin malam
kala bulan penuh - mengambang

ketika kucatatkan kata-kata pilihan
ketika kuraib kecintaan mendekam
ada suara mendesis - dari dalam

22 rabiulawal 1435/ 25 januari 2014

KASIH ABADI

KASIH ABADI ( untuk seorang teman )

 
kupetik bintang di langit
kudampar rumput di bumi
tidurlah wahai permaisuri
biar kuuliti tidurmu nanti

23 rabiulawal 1435/ 25 januari 2014

PUISI TAK PERNAH PUASA

PUISI TAK PERNAH PUASA

 
puisi tak pernah puasa
dia adalah gizi kehidupan
dia adalah penyatu resah
dan kebahagiaan

puisi tak pernah puasa
dadanya sentiasa bergelombang
matanya terus memancarkan sinar
rona kehidupan insan

malam menjadikan puisi tenggelam
ke dasar pikir yang dalam
siang menjadikan puisi terapung timbul
menzahir kehidupan manusia berpetualangan

23 rabiulawal 1435/ 25 januari 2014

DERU PERSISIR

DERU PERSISIR

 
berdiri aku di tebingmu
persisiran sayong di kuala
aku terdengar suara rengkuhan
mckk dan pahlawan muda
kembalikan tanah air
ke pangkuan ibunda

kuala kangsar
23 rabiulawal 1435/ 25 januari 2014